Thursday, October 27, 2016

KOPI : Sebuah Kebebasan Menuju Kenikmatan

Setengah harian ini saya mencoba menyibukkan diri dengan kopi. Ya, bukan sekedar menyeduh kopi menjadi minuman yang nikmat, tetapi saya mencoba melewati setiap prosesnya mulai dari roasting hingga siap tersaji dalam bentuk minuman yang nikmat.
Berbekal biji kopi robusta mentah yang saya beli di kampung dua bulan lalu, saya mulai dengan proses roasting. Tidak seperti barista professional, karena keterbatasan alat dan ilmu maka saya gunakan wajan bekas sebagai alas menyangrai biji kopi.
Sengaja saya pilih jenis Robusta, karena aromanya yang lebih harum. Selain itu, jenis Robusta sangat melimpah di kampung saya dibanding dengan Arabica misalnya. Kalau ingin tahu lebih banyak jenis-jenis kopi, silakan googling saja. Sudah banyak ulasan yang lebih terpercaya dibandingkan ocehan saya. He..he..
Oke, saya lanjutkan soal menyangrai kopi. Proses ini (menurut saya) intinya adalah proses memasak biji kopi sehingga matang dan mencapai warna hitam cantik atau coklat eksotik sesuai keinginan kita. Ada baiknya biji kopi mentah kita cuci dulu. Supaya kotoran yang menyertai biji kopi yang baru kita beli tidak ikut termasak dan mempengaruhi rasa kopi yang dihasilkan. Setelah dicuci barsih, tiriskan sampai cukup kering atau hilang kandungan airnya. Boleh juga kalau ingin dijemur ulang supaya biji kopi benar-benar kering.
Setelah biji kopi bersih, siapkan api sedang dan tunggu hingga wajan panas. Lalu masukkan biji kopi disertai mengaduknya terus menerus. Tujuannya supaya biji kopi terkena panas dan matang secara merata.
Dalam proses pemasakan ini seleralah yang berbicara. Ada yang suka lite, medium, atau bahkan dark-beyond alias gosong. Kalau saya lebih suka yang medium-dark. Pada level ini kopi berwarna coklat kehitaman dengan sedikit minyak di permukaannya. Dan harapannya nanti rasa kopi yang muncul adalah kombinasi manis-pahit dan sedikit oily.
after roasting
Ketika aroma kopi yang cukup pekat sudah keluar, dan warna kopi sudah merata (artinya sebagian besar kopi berwarna sama, tidak belang) saya mulai angkat kopi dari wajan. Yang perlu diingat, angkat kopi setidaknya 5 menit sebelum warna yang anda inginkan tercapai. Karena setelah diangkat dari penggorengan pun kopi masih mengalami proses pematangan oleh panas yang ada di dalam biji kopi.
Proses selanjutnya adalah menghaluskan biji kopi. Lagi-lagi, karena terbatasnya peralatan alias tidak punya grinder khusus, saya pilih cara tradisional. Saya gunakan lumpang batu dan alu kayu yang kemudian dilanjutkan dengan blender rumahan
grinding
Proses menumbuk kopi ini sekejap melemparkan saya ke nostalgia masa kecil dulu. Dulu, semasa SD saya tinggal dan dibesarkan oleh kakek dan nenek saya di kampung. Simbok (begitu saya memanggil mbah putri saya) sering kali menyuruh saya menumbuk kopi untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk mbah Kakung, mbah Putri ataupun jika ada tamu yang datang. Ah..sudahlah. Saya jadi rindu dengan kedua almarhum.
Kembali ke kopi kita, dalam menghasilkan bubuk kopi ini pun sesuai selera. Kalau saya termasuk yang konvensional. Saya suka yang medium, sedikit dibawah coarse. Butiran kasar seperti pasir pantai, sehingga ketika sudah diseduh sebagai kopi tubruk ada sensasi butir kopi yang bisa saya gigit-gigit. Ha..ha...ha..
after grinding
Nah, jika kopi sudah selesai digiling tinggal simpan kopi dengan benar. Simpan di wadah yang tertutup rapat dan kering. Dan agar kopi dapat dinikmati dengan maksimal, sebaiknya konsumsi kopi secepatnya. Jangan terlalu lama menyimpan kopi. Karena aromanya dapat berkurang atau bahkan hilang.
Kopi, adalah kebebasan. Mulai dari jenis kopinya, cara memasak, hingga jenis minuman apa yang akan dihasilkan terserah selera masing-masing. Arabica, Robusta, Liberia, bebas. Lite, medium, medium-dark, dark-beyond, bebas. Coarse, medium, Turkish, bebas. Tubruk, French drip, cold brew, bebas. Espresso, Americano, frappe, latte, bebas. Yang penting kita sama-sama menikmati dan menghargai kopi sebagai kebebasan berproses dalam mencapai kenikmatan.
Ngopi dulu yuk…
kopi tubruk
  • Disclaimer : Seluruh tulisan ini adalah proses otodidak dan tidak mencerminkan ilmu ataupun teknik pengolahan kopi yang benar secara profesional.

Tuesday, October 18, 2016

Sponge Cake with Butter Cream

Blog ini ditulis saat susah tidur. Iyes, sama seperti blog sebelumnya. Daripada ga bisa tidur dan pikiran jalan terus, mending sekalian ditulis di blog.

Sejak ikutan ngintip instagram, saya jadi tau kalau ada akun yang suka ngadain acara giveaway buat para followernya. Di antaranya adalah akun @ezcookingbaking bekerja sama dengan @doyanbaking yang difollow si @tungkukecil_id. Hadiahnya menarik hati banget deh.

Challenge yang diberikan juga ga terlalu rumit, cukup duplikat resep yang diberikan lalu di foto. Jadi bikin tergoda untuk ikutan kan? Apalagi, you know what? Mereka sempet nawarin mixer Bosch sebagai hadiahnya!! Aaargh... Mauuuuuu!!
 sponge cake

Seperti yang buibu tahu, mixer Bosch ini terkenal karena kemampuannya yang oke, makanya banyak yang bermimpi punya bosch di dapur. Termasuk saya. Dia sekarang sudah jadi salah satu wishlist peralatan dapur yang saya mau. Sekarang daftar wishlistnya sudah tambah banyak heheh. Kalau dulu cuma standing oven yang sudah satu paket dengan kompor empat tungku (dan dulu rencananya mau minta dijadikan mahar nikah). Tapi ya... Lumayan mahal ya?! Kasian si calon suami hahahah…
(** OOT : Eh ternyata bapak mertua punya bosch loh! Sungguh! Bukan mixer, tapi bor bosch! Suami sempet nawarin untuk ganti mata bornya dengan kepala mixer hahaha... Yakali bisa gitu?!)

 sponge cake slice

Mengenai tantangan dari akun tersebut, resep yang diduplikat adalah vanilla cake dengan buttercream. Ga ada yang aneh atau rumit untuk pembuatan cake maupun hiasan dekornya kecuali bagian membuat buttercream.

Membuat buttercream ini betul-betul hal baru buat saya karena biasanya pakai buttercream yang sudah jadi atau pakai whip cream. Oke, kalau begitu tantangannya untuk saya adalah membuat buttercream.
Bermodalkan resep yang diberikan dan setelah belajar dari video youtube, saya dapat beberapa hal. Salah satunya yaitu teknik membuat buttercream yang disebut Italian meringue buttercream. Dibuat dengan menggunakan kocokan putih telur yang disiram air gula panas lalu terakhir ditambah mentega. Semuanya dikocok terus menerus hingga tercampur. Hasil akhirnya adalah buttercream yg ringan, lembut dan rasanya enak. Tidak meninggalkan aftertaste di langit-langit tenggorokan, ga ngendal istilahnya.

Perlu diperhatikan agar saat mencampur air gula panas ke kocokan putih telur harus hati-hati supaya air gula tidak muncrat kemana-mana. Karena panasnya cukup untuk membakar kulit. Asisten (baca : :suami) saya merasakan hal ini. Saat membuat buttercream saya gunakan mangkok alumunium supaya mudah untuk dibersihkan dan itu sebabnya saya butuh tangan tambahan untuk menuang air gula sementara saya memegang mixer dan baskom. Saya sengaja ga pakai mangkok dan standing mixer karena materialnya plastik yang dikhawatirkan sisa buttercreamnya tertinggal. Namanya bahan plastik, kan biasanya susah dibersihkan dari lemak atau minyak ya?

buttercream
 Perhatikan sekeliling baskomnya, ada cipratan gula yang membeku.

Dari awal saya mengira tantangannya adalah dalam pembuatan buttercream. Ternyata salah !!. Karena menyepelekan, cake yang saya buat bantet. Duh mak... Rasanya hati kacau sekali melihat proses kegagalannya.

Saat mencampur mentega cair ke adonan, saya sudah merasakan kuenya akan gagal. Kemudian setelah menuang adonan ke loyang dan volume adonan tidak sebanyak yg saya kira, lalu berlanjut saat proses memanggang. Semuanya menunjukkan tanda kuenya bantet, tuips! Naas, hari itu adalah hari terakhir partisipasi, mau tidak mau saya harus membuat kuenya sekali lagi. Syukurlah bahan-bahan kue masih tersedia. Demi Bosch kan ya? Semangat! Cita-cita harus diraih! :D
Adonan masih baik-baik saja sebelum mentega cair masuk
Adonan masih baik-baik saja sebelum mentega cair masuk

Kali kedua, kuenya sukses mengembang dan buttercream selesai. Tinggal dioles ke kue dan ditabur sprinkle lalu foto. Cerita bagian foto dilewati saja ya? Pokoknya ribet deh. Sampai males nulis ceritanya. Harus naik turun tangga ambil properti dan menyiapkan settingannya karena hanya di lantai atas yang pencahayaan dan ruangnya memadai untuk foto-foto. Hasil fotonya seperti yang terlihat di blog, tapi hanya beberapa yang diikutsertakan di tantangan tersebut. Pemenang tantangannya diumumkan keesokan harinya dan yup, saya tidak berhasil mendapatkan mixer (hehe... ). Tapi saya berhasil membuat buttercream dan itu prestasi! Proud of myself.

Berikut resep yang digunakan:

SPONGE CAKE :
200 g eggs
120 g granulated sugar
15 g cake emulsifier
80 g soft flour / cake flour
15 g corn starch
40 g margarine (melt)
1 tsp vanilla paste
.
BUTTER CREAM :
125 g granulated sugar
30 g water
2 pc egg whites
190 g butter (soften)
60 g shortening
1 tsp vanilla paste
.
TOPPING :
100 g sprinkle
4 pc strawberry fresh
.
HOW TO MAKE CAKE DOUGH :
1. Preheat oven at 180°C. Combine egg, sugar, vanilla paste and cakes emulsifier in one mixing bowl. Mix all together until thick.
2. Combine all dry ingredients at low speed, fold in the dry ingredients into the egg mixtures and stir it well.
3. Melt in margarine in medium heat, then fold in into the mixture. Stir gently the melted margarine with the batter and greased the bottom part of the baking pan with butter. Covered the bottom part of the pan with baking paper provided.
4. Pour the cake mixture into the baking pan size. Bake it at 180°C for about 35-40 minutes.
.
HOW TO MAKE BUTTER CREAM :
1. At the medium speed, put the egg white into the standing mixer and beat them until foamy.
2. At the high speed, slowly pour the hot sugar into the beaten egg white inside the mixing bowl.
3. Continue mixing until the egg white is soft peak and until the mixing bowl cool. Combine butter and shortening and mix them until smooth. Butter cream ready to use.
sponge cake and strawberry

Mille Crepe

Pertama kali coba buat mille crepe itu beberapa tahun lalu. Lalu kedua kali ketika ada teman suami yang request mau cicip mille crepe. Yowis, dibuatin mille crepe nya. Saat itu buat setengah resep aja dari resep asli. Resep yang dipake adalah resep dari blog mba Hesti yang merujuk ke blog Masam Manis milik Azlita. Sejak awal kali coba sudah cocok dengan resep tersebut. Karena hasil crepenya tetap lembut walau sudah menginap di kulkas. Berbeda dengan hasil baca kolom komentar di youtube, ada resep crepe yang teksturnya rubbery gitu. So, crepe yang ini oke dong.


tungkukecil.blogspot.co.id

Kembali ke mille crepe. Menurut si pencicip, rasa atau bau susu dari crepenya kuat sekali. Mungkin karena dia ga suka susu kali ya, jadi lebih sensitif. Yah gimana ya, cairan yang digunakan memang semuanya menggunakan susu. Kalau diganti dengan air khawatir crepenya akan kering dan tidak lembut.
Sejak itu jadi terpikir cara menyiasati bau susu di mille crepe sampai beberapa resep mille crepe sudah masuk dalam daftar resep.

Beberapa waktu lalu akhirnya bisa uji coba lagi, mumpung masih ada sisa whip cream bubuk. Siap-siap bahan, timbang dan takar bahan, lanjut eksekusi. Jadilah coklat mille crepe. Bau susunya tidak tercium mungkin karena saya tidak sensitif. Rasanya enak dan lebih ringan dari mille crepe sebelumnya.  Pasti karena penggunaan whip cream yang lebih sedikit dari sebelumnya. Maklum, bahan sisaan hehe...

Di blog Masam Manis yang ternyata juga menggunakan rujukan resep dari sumber lain (Dailyclickclick) dicantumkan penggunaan whip cream sebenarnya hanya 200 ml sedangkan dia menggunakan 550 ml. Syukur Alhamdulillah, whip cream bubuk yang saya punya hanya 49 gr dan itu lebih dari cukup untuk setengah resep.

Berikut resepnya :

Bahan Crepe (by Elaine’s):
140 gr tepung protein sedang
20 gr tepung maizena
80 gr gula pasir
500 ml susu segar / susu cair
30 gr butter, dilelehkan
4 butir kuning telur
1/4 sdt garam
1/2 sdt vanili bubuk

Cara membuat :
1. Dalam wadah campur terigu, maizena dan garam. Aduk rata lalu ayak. Sisihkan.
2. Masukkan separuh susu cair lalu aduk sampai licin dan tidak bergerindil.
3. Dalam wadah lain campur kuning telur, gula, vanili dan sisa susu cair. Aduk rata.
4. Tuang adonan telur ke dalam tepung, aduk hingga licin dan rata.
5. Tambahkan butter leleh, aduk rata. Saring.
6. Tutup dengan cling wrap lalu simpan di kulkas 30 menit atau semalaman.
7. Siapkan teflon lalu bikin dadar tipis tipis masing masing menggunakan satu sendok sayur adonan. Buat sampai habis. Susun dadar bertumpuk tidak beraturan agar gampang melepas bagian pinggirnya.

Bahan Vanilla Krim Custard (sumber: Dailyclickclick )
450 ml susu cair
2 sdm tepung terigu
1 1/2 sdm tepung maizena
85 gr gula pasir
4 butir kuning telur
1 sdt esen vanilla
Garam
2 sdm butter
200 ml whip cream*
*Kalau menggunakan whip cream cair, gunakan sejumlah takaran yang tertulis namun bila menggunakan whip cream bubuk maka perbandingannya adalah 1:2 antara whip cream dengan air

Cara membuat :
1. Campur susu cair, terigu, maizena, kuning telur. Aduk rata sampai licin, kalau perlu saring. Tambahkan gula, garam dan vanili.
2. Masak dengan api sedang sambil diaduk. Begitu adonan vla mulai mengental dan mulai bergerindil aduk lebih cepat. Ketika akan mendidih aduk sangat cepat sampai meletup letup agar didapat vla yang licin. Masukkan butter, aduk sampai rata. Tuang dalam mangkuk dan tutup cling wrap sampai menyentuh permukaan vla agar tidak berembun dan vla berkulit. Simpan dalam kulkas sampai dingin.
3. Kocok whip cream sampai kental. Campur dengan vla lalu kocok lagi asal rata. Simpan di kulkas.

Penyelesaian :
1. Taruh crepe di atas wadah yang datar. Beri 1 sendok makan penuh krim (kalau crepenya lebar bisa lebih dari 1 sdm) lalu ratakan.
2. Tumpuk lagi dengan kulit crepe dan krim. Begitu seterusnya berselang seling sampai adonan habis.
Kalau pada saat mengerjakannya, filling dan crepenya kelihatan meleleh/lembek, masukkan dulu dalam kulkas agar ketika ditumpuk tinggi crepenya tidak goyah. Setelah itu lanjutkan menyusun kembali.

Dari setengah resep ini dihasilkan kurang lebih 15 lembar crepe dengan teflon ukuran kecil. Fotonya ini di dalam kulkas aja ya, soalnya udah bingung mau di foto kayak apa.

mille crepe coklat/tungkukecil.blogspot.co.id
 
Bulan lalu sempat juga ada orderan mille crepe yang dengan berat hati ditolak. Selain karena waktunya mepet (order siang hari ini untuk diantar besok) dan kuenya ternyata mau dijadikan seserahan. Otomatis harus cari kemasan yang cantik dan kuenya juga harus cantik. Untuk buat kue yang cantik, ngerjainnya harus dengan hati yang tenang. Kalau sudah mumet karena waktu yang mepet, duh ga kebayang gimana kacaunya suasana dapur dan suasana hati.

Bikinnya sih gampang aja sebenernya, peralatan yang dibutuhkan juga cuma pan teflon dan mixer. Tapi selain itu, pembuatannya butuh waktu yang ga sedikit. Waktu untuk nyiapin bahan, buat crepenya lapis demi lapis, buat creamnya, dilanjut dengan menyusun crepe diselang seling dengan cream sampai habis. Selesai? Belum. Tumpukan crepe dan cream itu harus didinginkan dalam kulkas supaya set, minimal semalaman. Barulah diberi topping atau kalau sudah tidak sabar, bisa langsung dihidangkan. Nah, lumayan kan ya prosesnya?

Kalau mau cicip aja tanpa ngerasain proses buatnya, bisa loh pesen. Untuk mille crepe ukuran kecil harganya Rp 70.000,- (diluar ongkos kirim)

Next, penasaran deh mau bikin green tea mille crepe dengan cream cheese di tiap lapisannya. Kalo ngga cream cheese, ya pake cream biasa juga enak kali ya... Atau mille crepe rasa kopi, semacam tiramisu gitu. Nyam nyam...
Technorati Tags:

Sunday, October 2, 2016

First Blog

Well, the title explains everything.
I'm planning to write about my baking experiments here.
Happy writing to me and happy reading to you.
Would be happy if there really is someone who read and thought this blog is useful.
So... see you around?
 

tungku kecil Template by Ipietoon Cute Blog Design